Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sirah Nabawiyah
Dosen Pengampu
Dr. HM. Ridlwan Hambali, Lc.MA

Disusun oleh:
Nama
NIM
Semester
|
: Muhamad
Fachri Dzulfikar
: 2013.01.01.272
: II
|
FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU
AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM AL ANWAR
SARANG REMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Ketika nabi Muhammad SAW lahir (570
M), Makah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara
kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota
ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di selatan dan
Syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat
keagamaan Arab. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab
ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas
satu juta mil persegi.
Bila dilihat dari asal usul
keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi menjadi dua golongan
besar yaitu : Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan Adnaniyun (keturunan Ismail
Ibn Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan Adnaniyun, dan
wilayah selatan didiami golongan Qahthaniyun. Akan tetapi lama kelamaan kedua
golongan itu membaur karena perpindahan dari utara ke selatan atau sebaliknya .[1]
Sejak kehadiran islam
di Makkah yang dibawa oleh Rasulullah Saw, telah membawa arus tranformasi yang
sangat radikal dan komprehensif, terutama bagi kehidupan individual dan sosial
di wilayah tersebut.islam merombak total perilaku dan kebiasaan masyarakat yang
berakar kuat pada tradisi turun-temurun. Baik itu menyangkut ketuhanan,
standar-standar penilaian, cara pandang seseorang pada tata kehidupan, maupun
alam dan penempatan posisi manusia itu sendiri. Begitu pula dalam stuktur
kemasyarakatan, islam telah memberikan format yang sangat tegas dalam
pembentukannya, sehingga hampir seluruh struktur yang ada tergeser secara
sosiologis.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimanakah
kondisi bangsa arab di masa Nabi Saw setelah islam masuk ?
B.
Bagaimanakah
tradisi sosial, budaya dan agama di masa Nabi Muhammad Saw?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi bangsa arab di masa Nabi Saw setelah
islam masuk.
Setelah terjadinya penaklukkan terhadap kota Mekah, penduduk kota tersebut
yang masih menganut kepercayaan watsani tiba-tiba berbondong-bondong menyatakan
bahwa mereka masuk Islam.
Maka sejak itu terjadi perubahan-perubahan yang besar terhadap mereka baik
dari segi watak, budaya dan kepercayaan. Dari segi watak, perubahan yang
terjadi yaitu bangsa Arab yang semula sangat bangga dengan kabilah, darah dan
turunannya masing-masing maka ketika Islam telah menjadi agama yang mereka anut
mereka dipersatukan di atas suatu bendera dengan satu nama yaitu Islam.[2]
Sehingga
bangsa Arab saat itu saling menghormati satu sama lain dan karena itu pula
perselisihan-perselisihan antar kabilah yang sering terjadi pada masa jahiliyah
dapat dihindarkan.Islam juga mengajarkan untuk saling menyayangi satu sama lain
,menyambung tali silaturahim dan bertetangga dengan baik.[3]
B. Tradisi
Bangsa Arab di masa Nabi Saw
a. Tradisi Sosial
Satu
pengaruh yang menonjol dari Islam terhadap mental bangsa Arab ialah timbulnya
kesadaran akan arti dan pentingnya disiplin dan ketaatan. Sebelum Islam, keinsyafan yang demikian itu
sangat tipis bagi mereka. Padahal untuk membina suatu masyarakat yang teratur
dan tertib amat diperlukan disiplin dan kepatuhan kepada pimpinan, hal ini pada
masa Jahiliyah belum jelas kelihatan. Dalam mengatur masyarakat, Islam
mengharamkan menumpahkan darah dan dilarangnya orang menuntut bela dengan cara
menjadi hakim sendiri-sendiri seperti zaman Jahiliyah, tetapi Islam menyerahkan
penuntutan bela itu kepada pemerintah. Islam pula banyak meletakkan dasar-dasar
umum masyarakat yang mengatur hubungan antara individu dengan individu, antara
individu dengan masyarakatnya, antara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok
lainnya, hukum keluarga sampai kepada soal bernegara.
Islamlah
yang pertama-pertama mengangkat derajat wanita; memberikan hak-hak kepada
wanita sesuai dengan wanitaannya. Islam menegakkan pula ajaran persamaan antara
manusia dan memberantas perbudakan.
Sesudah
bangsa Arab memeluk Islam kekabilahan mulai ditinggalkan, dan timbullah tradisi
kesatuan persaudaraan dan kesatuan agama, yaitu kesatuan umat manusia di bawah
satu naungan panji kalimat syahadat. Tradisi yang semulanya dasar pertalian
darah diganti dengan dasar pertalian agama. Demikianlah bangsa Arab yang
tadinya hidup bercerai berai, berkelompok-kelompok, berkat agama Islam mereka
menjadi satu kesatuan bangsa, kesatuan umat, yang mempunyai pemerintahan pusat,
dan mereka tunduk kepada satu hukum yaitu hukum Allah dan Rasul-Nya.
b. Tradisi keagamaan (Ideologi)
Ketika
cahaya ad-Din al-hanif merebak kembali,
dengan bi’tsah penutup para Nabi
(Muhammad saw), wahyu Ilahi datang menyentuh segala kegelapan dan kesesatan
yang telah berakar selama rentang zaman tersebut. Kemudian menghapuskan dan
menyinarinya dengan cahaya iman tauhid dan prinsip-prinsip keadilan, di samping
menghidupkan kembali “sisa-sisa” hanifiyah
yang ada. Maka Jahiliyah sudah mulai
“menyadari” jalan terbaik yang harus diikutinya, tidak lama sebelum bi’tsah
Rasulullah saw. Pemikiran-pemikiran Arab sudah mulai menentang kemusyrikan,
penyembahan berhala dan segala khurafat Jahiliyah.
Puncak kesadaran dan revolusi ini tercermin dengan bi’tsah Nabi saw dan dakwahnya yang baru.
Makna
dari pemikiran ini, bahwa sejarah Jahiliyah semakin terbuka kepada
hakekat-hakekat tauhid dan sinar hidayah. Yakni semakin jauh dari zaman Ibrahim
as. Mereka semakin dekat dengan prinsip-prinsip
dan dakwahnya, sehingga mencapai titik puncaknya pada bi’tsah Rasulullah saw. Reruntuhan
rambu-rambu hanifiyah pada bangsa
Arab di masa bi’tsah Nabi saw
tercermin pada percikan-percikan kebencian kepada berhala dan keengganan untuk
menyembahnya,sehingga mereka beralih kepada nilai-nilai Islam.
Rasulullah
saw banyak menetapkan tradisi-tradisi dan prinsip-prinsip yang sebelumnya telah
berkembang di kalangan orang Arab. Tetapi pada waktu yang sama, Rasulullah juga
menghapuskan dan memerangi yang lainnya.
Meskipun demikian, di zaman
Rasulullah juga masih terdapat golongan yang mempertahankan tradisi atau mereka
yang lama (menyembah berhala) yaitu kaum Quraisy. Mereka senantiasa beruapaya
menentang ajaran Islam bahkan seringkali mengganggu jalannya aktivitas dakwah
Rasulullah. Namun hal itu tidak membuat Rasul gentar bahkan semakin memperkuat
dan memperkokoh perjuangannya dalam menyiarkan Islam, terbukti dengan tersebar
luasnya Islam hingga saat ini.
c. Tradisi Budaya
Islam diturunkan kepada Rasulullah
saw agar disampaikan kepada seluruh umat manusia dan menjadi petunjuk kebenaran
kepada seluruh umat manusia sampai akhir masa. Rasulullah saw adalah orang Arab
yang hidup dalam kebudayaan Arab. Oleh karena itu beliau berbicara dalam bahasa
Arab dan berpakaian masyarakat Arab. Bagi umat Islam Arab, tradisi kebudayaan
Islam berkembang dalam bentuk kebudayaan-peradaban Arab. Tradisi kebudayaan
masyarakat Arab pada zaman Islam mengalami perbaikan dan perkembangan sesuai
dengan syariat Islam. Sedikit demi sedikit budaya dan tradisi-tradisi lama yang
dianggap menyimpang mulai menghilang.
Perkembangan kebudayaan Islam yang
paling menonjol dalam sejarah adalah budaya intelektual Islam. Untuk itu dapat
diketahui bahwa perkembangan kebudayaan Islam beranjak dari perkembangan ilmu
pengetahuan yang kemudian banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual muslim.
Sejarah mencatat bahwa Islam lahir
sekitar abad ketujuh masehi. Generasi pertama muslim telah lahir ilmuan-ilmuan
multidisiplin, seperti dalam bidang bahasa dan sastra telah lahir banyak tokoh
salah satunya Hasan bin Tsabit, dalam bidang strategi perang lahir
panglima-panglima yang tidak hanya memiliki keberanian tetapi juga strategi
yang jitu salah satu diantaranya Khalid bin Walid yang mampu mengalahkan
imperium Romawi sebagai negara adi daya pada masa itu, begitu pula dalam bidang
ekonomi, politik, kedokteran dan lain-lain. Meskipun pada masa tersebut tidak
secara tegas diklasifikasikan tokoh-tokoh tersebut dalam berbagai disiplin,
karena seorang ilmuwan kadang menguasai lebih dari satu cabang.
Para ilmuwan muslim juga telah
melahirkan sistem berfikir atau metode berijtihad dalam disiplin ilmu tertentu
yang dikenal dengan mazhab. Diantara para ilmuwan tersebut adalam Imam Hanafi,
Imam Malik, Imam Safi’i dan Imam Hambali dalam disiplin ilmu Fikih.
Perkembangan pemikiran Islam di bidang Fikih
kemudian diiringi dengan perkembangan pemikiran-pemikiran di bidang
keilmuwan yang lain yang banyak melahirkan ilmuan muslim, seperti Umar Khayyam,
Ibnu Sina, Al-Gazhali, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Al-Farabi dan lain-lain.
Selain budaya intelektual pada
masyarakat Arab juga terdapat hasil kebudayaan dalam bentuk bangunan
(arsitektur), yakni masjid sebagai pusat kebudayaan Islam. Aktivitas pertama
Rasulullah ketika tiba di Madinah adalah membangun Masjid karena masjid
merupakan tempat yang dapat menghimpun berbagai jenis kaum muslimin. Di dalam
masjid, seluruh muslim dapat membahas dan memecahkan persoalan hidup,
bermusyawarah untuk mewujudkan berbagai tujuan, menjauhkan diri dari kerusakan,
serta mengahadang berbagai penyelewengan akidah. Bahkan masjid pun dapat
menjadi tempat mereka berhubungan dengan Penciptanya dalam rangka memohon
ketentraman dan pertolongan Allah.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat jelas terlihat bahwasanya bangsa Arab di zaman Islam
telah mencapai kebudayaan dan peradaban tinggi. Bahkan bangsa Arab yang
sederhana akhirnya dapat menaklukkan tradisi kebudayaan bangsa lain namun tidak
luluh tehadap kebudayaan bangsa taklukannya melainkan telah memberi bentuk yang
lebih positif kepada kebudayaan bangsa lain.
Dilihat dari segi budaya,perubahan tradisi yang
terjadi ialah:
· Bangsa Arab
yang semula sangat gemar melantunkan dan mendengarkan syair-syair para penyair
di pasar Ukaz pada zaman Islam, mereka asik membaca Qur'an siang dan malam.
· Kebiasaan
meratap yang sering dilakukan pada masa jahiliah mereka tinggalkan. Karena
agama Islam telah melarang perbuatan meratap.
· Pada zaman Islam, bangsa Arab juga telah
merubah kebiasaan mereka yang suka membunuh anak perempuan yang baru lahir.
· Terhapusnya
sistem perbudakan karena dalam Islam semua orang memiliki hak yang sama.
· Adanya pengaturan terhadap pernikahan.
Sehingga kebiasaan mengawini janda bekas ayah yang dilakukan oleh masyarakat
jahiliah dilarang.[4]
Perubahan-perubahan yang dibawa Islam dalam sistem kepercayaan bangsa Arab
sangat jelas terlihat. Bangsa Arab tidak lagi menyembah berhala, matahari dan
bulan. Mereka mengamalkan ajaran-ajaran islam seperti : salat, puasa, membayar
zakat, dan berhaji.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perkembangan Islam di masa Nabi
sungguh sangat cepat, itu dikarenakan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.
Nabi meletakkan nilai-nilai Islam dengan penuh hikmah dan sangat bijak dalam
menyelesaikan masalah dikala ada persoalan. Baik itu persoalan kenegaraan,
kemasyarakatan atau pun keagamaan. Tidak ada yang merasa diskriminasi oleh
sikap-sikap Nabi. Keunggulan Nabi tidak hanya diakui oleh umat Islam, akan
tetapi nonmuslim pun mengakui akan kecakapan Nabi dalam berbagai hal. Sehingga
Nabi mampu merubah tradisi Bangsa Arab pada zaman itu.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim,
Badri.1993. Sejarah Peradaban Islam . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gulen,
M. Fethullan. 2002.Versi terdalam : Kehidupan Rasululloh Muhammad SAW .Jakarta
: Murai Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar